Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkuman Materi PAIBP Kelas 10 Bab 3 Kurikulum Merdeka "Menjalin Hidup Penuh Manfaat"

Daftar Isi [Tampil]

rangkuman-materi-paibp-kelas-10-bab-3-kurikulum-merdeka

Marikuliah.com
- Halo sobat pintar! Pada artikel ini kami akan membagikan rangkuman materi PAIBP Kelas 10 Bab 3 Kurikulum Merdeka "Menjalin Hidup Penuh Manfaat".

Rangkuman Materi PAIBP Kelas 10 Bab 3 Kurikulum Merdeka

1. Menghindari Sifat Hidup Berfoya-Foya

Berfoya-foya merupakan pola pikir, sikap dan tindakan yang tidak seimbang dalam memperlakukan harta.

Dalil pemboros adalah temannya setan QS Al-Isra' ayat 26-27:

rangkuman-materi-paibp-qs-al-isra-ayat-26-27

Artinya:

“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Q.S al-Isra’/17: 26-27)

  • Tabzir: boros. Diulang 3 kali dalam Al-qur'an.
  • Israf: berlebihan. Diulang 23 kali dalam Al-qur'an.

Contoh tabzir dan israf:

  • Tabzir dan israf dalam makan dan minum: Banyak mengambil makanan karena takut tidak mendapat bagian, tanpa sama sekali tidak mempertimbangkan daya tampung perut.
  • Tabzir dan israf dalam berbicara: Berkata-kata yang tidak penting dan tidak perlu.
  • Tabzir dan israf dalam penampilan: Memakai perhiasan emas di kedua tangan, leher, jari jemari, dan kaki pada saat pertemuan warga.

Dampak negatif berfoya-foya:

  • Terlalu sibuk mengurusi kebahagiaan duniawi, melalaikan akhirat
  • Menimbulkan sifat iri, dengki, dan pamer
  • Dapat memicu frustasi apabila hartanya habis
  • Berpotensi menimbulkan sifat kikir 

Cara menghindari sifat hidup berfoya-foya:

  • Membelanjakan harta sesuai dengan skala priorias kebutuhan
  • Membiasakan bersedekah dan membantu orang lain
  • Bergaya hidup sederhana
  • Selalu bersyukur
  • Bertindak selektif dan terencana
  • Bersikap rendah hati

2. Menghindari Sifat Riya’ dan Sum’ah

Riya’, secara bahasa berarti menampakkan atau memperlihatkan. Secara istilah, riya’ yaitu melakukan ibadah dengan niat supaya mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain.

Sedangkan sum’ah berarti memperdengarkan. Secara istilah, sum’ah yaitu memberitahukan atau memperdengarkan amal ibadah yang dilakukan kepada orang lain agar dirinya mendapat pujian atau sanjungan.

Dalil larangan riya' dan sum'ah QS. Al-Baqarah ayat 264

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (Q.S. al-Baqarah/2: 264)

Syarat diterimanya amal:

  • Faham ilmunya
  • Karena Allah Swt.
  • Melakukan dengan sabar dan ikhlas

Tingkatan riya'

  • Riya’ khalish adalah melakukan ibadah hanya untuk mendapat pujian dari manusia semata.
  • Riya’ syirik adalah melakukan suatu perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah, dan sekaligus juga karena ingin mendapatkan sanjungan dari orang lain. 

Bentuk riya'

  • Riya'dalam niat, contohnya seseorang berkata bahwa ia ikhlas beribadah karena Allah padahal dalam hatinya tidak demikian.
  • Riya' dalam perbuatan, contohnya seseorang memperlihatkan tanda hitam di dahi agar disangka sebagai ahli sujud

Ciri-ciri orang yang bersifat riya’ dan sum’ah:

  • Selalu menyebut dan mengungkit amal baik yang pernah dilakukan
  • Beramal hanya sekadar ikut-ikutan bersama orang lain
  • Malas atau enggan melakukan amal shaleh apabila tidak dilihat oleh orang lain
  • Melakukan amal kebaikan apabila sedang berada di tengah khalayak ramai
  • Amalannya selalu ingin dilihat dan didengar agar dipuji oleh orang lain
  • Ekspresi amal berbeda karena sedang dilihat oleh orang lain atau tidak
  • Tampak lebih rajin dan bersemangat dalam beramal saat mendapat sanjungan, sebaliknya semangatnya akan turun apabila mendapat cemoohan dari orang lain

Dampak negatif riya':

  • Muncul rasa tidak puas atas amal yang telah dikerjakan
  • Muncul rasa gelisah saat melakukan amal kebaikan
  • Merusak nilai pahala dari suatu ibadah, bahkan bisa hilang sama sekali
  • Mengurangi kepercayaan dan simpati dari orang lain
  • Menyesal apabila amalnya tidak diperhatikan oleh orang lain 
  • Menimbulkan sentimen pribadi dari orang lain karena adanya perasaan iri dan dengki
Cara menghindari riya':
  • Meluruskan niat
  • Menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah Swt.
  • Memohon pertolongan Allah Swt.
  • Memperbanyak rasa syukur
  • Memperbanyak ingat kematian
  • Membiasakan hidup sederhana

3. Menghindari sifat takabur

Definisi takabur:

Takabur adalah sikap seseorang yang menunjukkan sifat sombong atau merasa lebih kuat, lebih hebat dibanding orang lain.

Dampak negatif takabur:

  • Dibenci oleh Allah Swt. dan rasul-Nya 
  • Dibenci dan dijauhi oleh masyarakat 
  • Mata hatinya terkunci dari memperoleh hidayah kebenaran 
  • Mendapatkan siksa dan kehinaan di akhirat 
  • Dimasukkan kedalam neraka

Cara menghindari sifat takabur:

  • Menyadari kekurangan dan kelemahan dirinya
  • Menyadari bahwa hidup di dunia hanya sementara
  • Berusaha selalu menghargai orang lain
  • Bersifat rendah hati (tawadhu’)
  • Ikhlas dalam melakukan ibadah

4. Menghindari Sifat Hasad

Definisi Hasad:

Hasad adalah sifat seseorang yang merasa tidak senang terhadap kebahagiaan orang lain karena memperoleh suatu nikmat dan berusaha menghilangkan nikmat tersebut.

3 Jenis Hasad Menurut Imam Ghazali:

  1. Mengharapkan hilangnya kenikmatan yang dimiliki orang lain, dan mendapatkan nikmat tersebut
  2. Mengharapkan hilangnya kebahagiaan orang lain, sekalipun ia tidak mendapatkan apa yang membuat orang tersebut bahagia. Asalkan orang lain jatuh menderita, maka ia merasa bahagia.
  3. Merasa tidak ridha terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada orang lain, meskipun ia tidak mengharapkan hilangnya nikmat dari orang tersebut. Ia benci apabila orang lain dapat menyamai atau melebihi apa yang diterimanya dari Allah Swt.

Dampak negatif hasad:

  • Menentang takdir Allah Swt.
  • Hati menjadi susah
  • Menghalangi keinginan berdoa kepada Allah Swt
  • Meremehkan nikmat dari Allah Swt.
  • Merendahkan martabat orang lain

Cara menghindari hasad:

  • Meyakini keadilan Allah Swt.
  • Memperbanyak rasa syukur
  • Menjaga sifat rendah hati (tawadhu’)
  • Senang membantu orang lain
  • Mempererat tali silaturahmi
  • Mendahulukan kepentingan umum

Rangkuman PAIBP Kelas 10 SMA Bab 3 Kurikulum Merdeka

  1. Harta merupakan cobaan bagi pemiliknya, jika harta digunakan dengan baik maka harta bisa bermanfaat baginya, sebaliknya kalau harta dikelola secara salah maka akan mencelakakannya.
  2. Islam melarang perilaku berlebih-lebihan atau melampaui batas (israf), boros (tabzir) dalam membelanjakan harta, pamer (riya’), sum’ah, sombong (takabur), dan dengki (hasad). 
  3. Tabzir (boros) adalah perilaku membelanjakan harta tidak pada jalannya atau mengeluarkan harta tidak haq.
  4. Seseorang disebut berperilaku israf apabila ia membelanjakan harta melewati batas kepatutan menurut ajaran Islam, dan tidak ada nilai manfaatnya untuk kepentingan dunia maupun akhirat.
  5. Riya’ yaitu melakukan dan memperlihatkan amal ibadah dengan niat supaya mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain. 
  6. Sum’ah yaitu memberitahukan atau memperdengarkan amal ibadah yang dilakukan kepada orang lain agar dirinya mendapat pujian atau sanjungan.
  7. Takabur adalah sikap seseorang yang menunjukkan sifat sombong atau merasa lebih kuat, lebih hebat dibanding orang lain.
  8. Hasad adalah sifat seseorang yang merasa tidak senang terhadap kebahagiaan orang lain karena memperoleh suatu nikmat dan berusaha menghilangkan nikmat tersebut. 
  9. Syarat diterimanya amal ada tiga: (1). Beramal dengan landasan ilmu, (2). Berniat ikhlas karena Allah Swt., (3). Melakukan dengan sabar dan ikhlas.
  10. 10. Benteng amal itu ada tiga, yaitu (1). Merasa bahwa hidayah itu datangnya dari Allah Swt., (2). Berniat meraih ridha Allah Swt. agar dapat mengalahkan hawa nafsu, (3). Berharap pahala dari Allah Swt. dengan menghilangkan riya’ dan sum’ah. 
  11. Sifat hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, hasad dapat dihindari dengan menerapkan sifat rendah hati (tawadhu’).

Nah itu tadi adalah rangkuman materi PAIBP Kelas 10 BAB 3 Kurikulum Merdeka yang dapat kami marikuliah.com sampaikan. Semoga rangkuman PAIBP Kelas 10 Bab 3 ini dapat membantu kamu dalam memahami materi ini ya.

Sumber: Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X

Download Rangkuman Materi PAIBP Kelas 10 BAB 3