Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Itu Metode Ilmiah? Pengertian dan Contoh Metode Ilmiah

Daftar Isi [Tampil]

apa-itu-metode-ilmiah-pengertian-dan-contoh-metode-ilmiah

Apa itu metode ilmiah?

Metode ilmiah adalah serangkaian proses eksperimen dengan setandar baku tertentu untuk melakukan pengamatan dan menemukan jawaban dari suatau masalah. Metode ilmiah memang menjadi pakem dalam dunia sains. Tapi apakah setiap ilmuan akan mengikuti proses ini dengan tepat? Apakah setiap ilmuwan harus mengikuti metode ilmiah ini? Jawabannya adalah tidak, karena beberapa bidang keilmuwan dapat diuji dengan mudah daripada bidang keilmuan yang lain.

Misalnya saja, ketika para ilmuan ingin mempelajari tentang bagaimana bintang bisa menjadi 'black hole' atau bagaimana bisa dinosaurus punah, tentu para ilmuwan tidak dapat mempercepat usia bintang yang berumur jutaan tahun atau kembali ke masa purba untuk melihat langsung para dinosaurus hidup untuk menguji hipotesis mereka. Ketika eksperimen langsung tidak mungkin untuk dilakukan, maka para peneliti akan memodifikasi metode ilmiah.

Fun fact, nyatanya terdapat banyak sekali jumlah metode ilmiah mungkin sebanyak para peneliti itu sendiri. Tetapi setelah dimodifikasi, tujuan dari setiap metode ilmiah itu akan tetap sama. Tujuan dari sekian ribu metode ilmiah itu sendiri adalah untuk menemukan sebuah hubungan sebab akibat dari pengajuan rumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan dan pengujian data dengan cermat, dan melihat apakah informasi yang telah didapatkan dapat dijadikan jadi sebuah kesimpulan yang logis.

Tapi secara umum langkah-langkah metode ilmiah dapat pahami dengan mudah seperti pembahasan dibawah ini:

bagan-alir-metode-ilmiah

1. Rumusan Masalah

Langkah awal dari sebuah metode ilmiah adalah dengan mengjaukan pertanyaan. Pertanyaan itu kemudian disebut dengan rumusan masalah.

Rumusan masalah adalah pertanyaan yang ingin kamu selidki kebenarannya atau kamu ingin cari jawabannya dari hasil pengumpulan dan pengolahan data. 

Lalu bagaimana acar membuat rumusan masalah dengan baik dan benar? Pertanyaan dari rumusan masalah dapat berupa Bagaimana, Apa, Kapan, Siapa, Mana, Mengapa, atau Di mana. Untuk membuat suatu rumusan masalah kamu harus membuat rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya dan pertanyaan tersebut bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.

2. Latar Belakang Penelitian

Biasanya membuat rumusan masalah akan sulit bila tidak terlebih dahulu mencari latar belakang penelitian. Di era digital seperti sekarang kita dapat dengan mudah mengakses informasi yang akurat dari berbagai sumber resmi misalnya google scholar.

Jika ingin menjadi peneliti yang cerdas, maka kamu harus dengan bijak mencari informasi yang kamu peroleh di internet dan perpustakaan kemudian kamu  komparasikan keduanya. Tarik sebuah permasalahan dari tema yang ingin kamu teliti mulai dari umum ke khusus. Untuk membuat sebuah latar belakang yang baik dan benar kamu bisa memahaminya melaui diagram dibawah ini:


3. Membuat Hipotesis

Pada dasarnya hipotesis merupakan tebakan yang bersifat akademis. Peneliti harus membuktikan hipotesisnya. Untuk bisa membangun hipotesis yang baik dan benar maka kamu harus memiliki latar belakang penelitian yang baik terlebih dahulu.

Sekali lagi dasar pemikiran hipotesis adalah tebakan yang berhubungan dengan rumusan dan latar belakang, template yang dapat kamu gunakan untuk mebuat sebuah hipotesis adalah sebagai berikut:

"Jika _____ [saya melakukan ini] _____, maka _____ [ini] _____ akan terjadi."

Hipotesis yang kamu buat haruslah mudah untuk diukur. Kamu harus paham dan bisa menentukan variable apa saja yang akan kamu gunakan dalam penelitianmu.

4. Menguji Hipotesis

Penelitian atau eksperimen yang kamu lakukan akan membuahkan kesimpulan jika kamu telah menguji hipotesismu mengolah data yang telah kamu kumpulkan. Penelitianmu menguji apakah hipotesis yang kamu buat akurat dengan hasil penelitian. Apakah hipotesismu ditolak atau diterima dengan metoda yang kamu gunakan.

Penting untuk menguji hipotesis dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana kamu memperolah data apa adanya. Kamu harus mengulangi penelitianmu hingga berulang kali untuk memastikan bahwa hasil pertama bukan hanya sekedar kebetulan.

5. Buat Kesimpulan

Setelah penelitian diselesaikan, dari data yang dikumpulkan dan menganalisisnya untuk melihat apakah hasil peneltianmu mendukung hipotesis yang kamu buat atau tidak. Dari sini buatlah kesimpulan dengan jujur dan apa adanya.

Para penelti sering menemukan bahwa kenyataannya hipotesis mereka tidak akurat dan hipotesis mereka tidak diterima oleh hasil olah data. Pada kasus tersebut peneliti harus memngkomunikasikan hasil penelitian mereka dengan jujur. Jika hipotesis akurat dan didukung oleh hasil pengolahan data maka dengan besar hati peneliti akan mempublikasikan hasil yang mereka peroleh.

6. Mempublikasikan Hasil Penelitian

Untuk menyelesaikan proyek penelitianmu, kamu harus mengkomunikasikan hasil yang kamu peroleh kepada orang lain sepeti penguji atau juri pameran sains. Orang-orang mungkin akan menanyakan bagaimana penelitian ini berjalan dan apa manfaatnya. Peneliti profesional biasanya akan mempublikasikan hasil penelitian mereka lewat jurnal ilmiah atau poster ilmiah.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa saja 6 langkah metode ilmiah?

Enam langkah metode ilmiah terdiri dari: 1) mengajukan pertanyaan tentang sesuatu yang ingin diamati, 2) membuat latar belakang penelitian untuk mempelajari apa yang sudah diketahui tentang topik, 3) menyusun hipotesis, 4) melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis, 5) menganalisis data dari percobaan dan menarik kesimpulan, dan 6) mengkomunikasikan hasilnya kepada orang lain.

Contoh sederhana dari metode ilmiah adalah:

  • Ajukan Pertanyaan: Mengapa Pulau Kalimantan terlihat begitu besar di peta?
  • Latar Belakang Penelitian: Pelajari bahwa Kalimantan adalah seperempat ukuran Indonesia dalam hal daratan. Pelajari juga bahwa peta proyeksi Mercator dibuat dengan mentransfer gambar dari bola ke selembar kertas yang dililitkan di sekitar bola dalam silinder.
  • Hipotesis: Jika saya membuat peta proyeksi Mercator, maka item di tengah peta akan terlihat ukuran sebenarnya dan item di kutub akan terlihat lebih besar dari yang sebenarnya.
  • Eksperimen: Gunakan bola dengan kotak berukuran 1 inci kali 1 inci di setiap kutub dan khatulistiwa untuk membuat peta proyeksi Mercator. Ukur kotak pada peta proyeksi Mercator.
  • Analisis Data dan Buat Kesimpulan: Kotak tengah peta rata-rata 1 inci per sisi sedangkan kotak di kutub rata-rata 3 inci per sisi. Kesimpulannya, proses proyeksi yang digunakan untuk membuat peta proyeksi Mercator menciptakan distorsi di kutub, tetapi tidak di ekuator. Inilah sebabnya mengapa Kalimantan, terlihat lebih besar dari sebenarnya.
  • Berkomunikasi: Buat video, tulis laporan, jurnal ilmiah, poster ilmiah atau berikan presentasi untuk menjelaskan kepada orang lain tentang eksperimen tersebut.