Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkuman Materi PAIBP Kelas 10 BAB 10 Kurikulum Merdeka: Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia

Daftar Isi [Tampil]

rangkuman materi paibp kelas 10 bab 10 wali songo

Marikuliah.com 
- Halo sobat pintar! Pada artikel ini kami akan membagikan rangkuman materi PAIBP Kelas 10 BAB 10 Kurikulum Merdeka "Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia (Metode Dakwah Islam Oleh Wali Songo di Tanah Jawa)".

Rangkuman Materi PAIBP Kelas 10 BAB 10 Kurikulum Merdeka Peran Tokoh Ulama

Rangkuman materi PAIBP Kelas 10 bab 10 kurikulum merdeka ini berisi tentang rangkuman yang kami kutip dari buku text Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X.

Penyebaran Islam merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam sejarah peradaban Indonesia. Sumber sejarah dari Dinasti Tang pada tahun 674 Masehi memberikan petunjuk bahwa memang pada masa-masa awal pertumbuhan Islam, saudagar-saudagar muslim dari Arab sudah memasuki wilayah Nusantara.

  • Tadrij (bertahap)
  • ‘Adamul Haraj (tidak menyakiti)

1. Dakwah Islam Periode Pra Wali Songo

Dapat dikatakan, bahwa secara umum proses masuknya Islam ke Nusantara yang ditandai dengan kedatangan para saudagar Arab dan Persia pada abad ke-7 Masehi.
  • Keluarga Lor: Yaitu keluarga yang datang ke Nusantara pada zaman Raja Nashirudin bin Badr yang memegang pemerintahan di wilayah Lor, Persia pada tahun 300 H/912 M.
  • Keluarga Jawani: Keluarga Jawani adalah keluarga yang datang pada zaman Jawani al-Kurdi yang memerintah Iran pada kurun waktu tahun 301 H/913 M.
  • Keluarga Syiah: Yaitu keluarga yang datang ke Nusantara pada masa pemerintahan Ruknuddaulah bin Hasan bin Buwaih ad-Dailami pada kurun waktu 357 H/969 M.
  • Keluarga Rumai: Adalah keluarga yang datang dari Puak Sabankarah yang menetap di utara dan timur Sumatera.
  • Makam Fatimah binti Maimun bin Hibatallah: prasasti makam tersebut menunjukkan tahun 475 H/1082 M.

2. Sejarah Dakwah Islam Masa Wali Songo

  • Wali songo berasal dari dua kata yakni wali dan songo. Wali merupakan singkatan kata dari bahasa arab Waliyullah dan Songo dari bahasa jawa yakni artinya sembilan. Pada abad ke-15 dan abad ke-16 Masehi.
  • Menurut Prof. K.H. R. Moh. Adnan, kata songo merupakan kerancuan dari kata tsana yang artinya terpuji.
  • Sunan berasal dari kata suhun-kasuhun-sinuhun, yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti menghormati.
  • Nama-nama wali:
    • Sunan Gresik
    • Sunan Ampel
    • Sunan Bonang 
    • Sunan Drajat
    • Sunan Kalijaga
    • Sunan Kudus 
    • Sunan Muria 
    • Sunan Gunung Jati
    • Sunan Giri
silsilah-dan-garis-keluarga-wali-songo

3. Metode Dakwah Wali Songo

  • Ceramah
  • Tanya Jawab – Diskusi
  • Keteladanan
  • Pendidikan
  • Bi’tsah (mengirimkan utusan) dan Ekspansi
  • Kesenian
  • Silaturrahim

Rangkuman Wali Songo

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

sunan gresik

Orang pertama yang menyebarkan Islam di tanah jawa.
  • Datang ke Gresik pada kurun waktu tahun 1404 M.
  • Wafat pada tahun 1419 M
  • Kerajaan yang berkuasa pada saat era dakwah Maulana Malik Ibrahim adalah Kerajaan Majapahit.
Kondisi keberagamaan masyarakat Gresik waktu itu sudah terbelah. Karena sudah ada yang menganut Islam, tapi masih banyak yang menganut agama Hindu, bahkan masih ada yang tidak menganut agama apa pun sama sekali. Kasta hindu:
  • Brahmana (tertinggi, pemuka agama)
  • Ksatria (bangsawan, pemerintah)
  • Waisya (pengusaha)
  • Sudra (fakir, miskin, budak)

Maulana malik tergerak untuk merubah kasta, karena dalam Islam semua orang sama derajatnya.

Setelah dakwah di kalangan bawah membuahkan hasil Maulana Malik Ibrahim pergi ke Trowulan, ibukota kerajaan Majapahit untuk bertemu Raja.

Raja Majapahit tidak memeluk Islam namun Sunan Gresik disambut dengan baik.

Anak:

  • Siti Syareat
  • Siti Mutmainah
  • Siti Sofiah
  • Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang)
  • Syarifudin atau Raden Kosim (Sunan Drajat).

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)

  • lahir pada tahun 1401 M
  • ke pulau Jawa sekitar tahun 1443 M
  • meninggal pada tahun 1481 M
  • Anak dari Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
  • Ibunya Dewi Candrawulan orang Champa.

Moh limo:

  • Moh main yaitu tidak mau berjudi.
  • Moh ngombe yaitu tidak mau mabuk.
  • Moh maling yaitu tidak mau mencuri
  • Moh madat yaitu menolak untuk merokok
  • Moh madon yaitu menolak untuk bermain perempuan yang bukan istrinya.

Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim)

  • lahir sekitar abad ke-14 M
  • wafat pada tahun 1525 M n di Tuban, Jawa Timur
  • Anak dari sunan Ampel
  • Bonang salah satu instrumen gamelan, media dakwahnya lewat kesenian
  • Karya paling terkenal "Tombo Ati"
  • Tokoh yang menentang Sunan Bonang tersebut bernama Ki Buto Locaya dan Nyai Plencing yang menganut kepercayaan Bairawa-Bairawi. 

Sunan Drajat (Raden Qosim atau Syarifuddin)

  • Saudaranya Sunan Bonang.
  • Anak dari Sunan Gresik (Maulana Malik)
  • Lahir pada abad ke-15 M. sekitar tahun 1470 M
  • Wafat pada tahun 1522 M di desa drajat wilayah lamongan jawa timur.

Dakwah bil-hikmah:

  • Pengajian secara langsung di langar atau musala.
  • Penyelenggaraan pendidikan di pesantren.
  • Memberikan nasihat dan fatwa untuk penyelesaian sebuah masalah.
  • Melalui kesenian tradisional yaitu melalui tembang pangkur (pangudi isine Qur’an/mendalami makna Al-Qur’an) dengan iringan gending gamelan.

Catur Piwulang (Empat Pengajaran)

  1. Paring teken marang wong kang kalunyon lan wuto (memberikan tongkat kepada orang yang buta)
  2. Paring pangan marang wong kang kaliren (memberi makan kepada orang yang kelaparan)
  3. Paring sandhang marang wong kang kawudan (memberi pakaian kepada orang yang telanjang)
  4. Paring payung marang wong kang kodanan (memberikan payung kepada orang yang kehujanan)
Pesan welas asih dari catur piwulang tersebut kepada umat Islam untuk selalu memberikan pertolongan kepada orang yang mengalami kesulitan, tanpa melihat suku, agama, ras atau golongannya.

Sunan Kudus (Sayyid Ja’far Shadiq Azmatkhan)

  • Lahir pada sekitar tahun 1500 M. di daerah Jipang Panolan.
  • wafat tahun 1550 M
  • Ayahnya adalah Sunan Ngudung
  • Keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad Saw
  • Panggilan kecil Ja’far Shadiq,
  • Bercita-cita untuk menjadi juru dakwah.
  • Sunan Kudus juga mempelajari ilmu kemasyarakatan, politik, budaya, seni dan perdagangan.
Metode dakwah Sunan Kudus

  • Tidak menggunakan jalan kekerasan atau radikalisme
  • Merubah tradisi buruk dengan pelan-pelan
  • Prinsip tutwuri handayani yaitu turut membaur dan ikut serta dalam kegiatan masyarakat
  • Tidak melakukan perlawanan dan konfrontasi langsung
  • Berusaha menarik simpati masyarakat
  • Mengubah fungsi sesajen yang berupa makanan, lebih baik disedekahkan kepda orang yang kelaparan.
  • Tidak menggunakan sifat-sifat kekerasan dalam menentang dan memberantas kebiasaan dengan atas nama pemberantasan tahayul, bid’ah dan khurafat

Asta Sanghika Marga

Asta Sanghika Marga adalah 8 ajaran pada Agama Budha, Sunan kudus menggunakan jumlah 8 pancuran untuk tempat wudhu untuk menarik minat umat Budha.

  • Memiliki pengetahuan yang benar 
  • Mengambil keputusan yang benar
  • Berkata yang benar 
  • Bertindak yang benar 
  • Hidup dengan cara yang benar 
  • Bekerja dengan benar 
  • Beribadah dengan benar
  • Menghayati agama dengan benar

Sunan Giri (Raden Paku, Ainul Yaqin)

  • Lahir di Blambangan (sekarang Banyu Wangi) abad ke 15 M sekitar tahun 1442 M.
  • Wafat 1506 M di Dusun Giri, Gresik, Jawa Timur
  • Giri berarti bukit dalam bahasa Jawa
  • Ayahnya bernama Maulana Ishaq (saudara kandung Maulana Malik Ibrahim/ Sunan Gresik)
  • Sunan Giri berguru kepada Sunan Ampel di Surabaya.
  • Bersama dengan Sunan Bonang ia pergi ke Pasai dan memperdalam ilmu agama Islam.
  • Pengaruh Sunan Giri bahkan sampai keluar pulau Jawa, seperti Makassar, Ternate dan Tidore.
  •  Pada abad ke-15 M, saat Majapahit dikalahkan oleh Raja Kaling Kediri, Sunan Giri dinobatkan menjadi raja peralihan. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Sunan Giri untuk menyebarluaskan ajaran Islam.

Sunan Kalijaga (Raden Said)

  • Nama aslinya adalah Raden SaidL
  • Lahir pada sekitar tahun 1450 M. di Tuban
  • Wafat pada abad ke-16 M. sekitar tahun 1580 M.
  • Istri Dewi Sarah binti Maulana Ishak.
  • Bertemu dengan Sunan Bonang, yang kemudian menjadi gurunya.
  • Segala hal yang berasal dari kebudayaan lama dengan corak Hindu-Budha, masih diadopsi dan dijadikan sebagai media dakwah oleh Sunan Kalijaga untuk memasukkan ajaran Islam ke dalam kehidupan masyarakat Jawa.
  • Sunan Kalijaga memanfaatkan tradisi Grebeg tersebut yang dipadukan dengan perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.
  • Dalang wayang kulit untuk sarana dakwahnya.
  • Sunan Kalijaga tidak menggunakan pakaian jubah.

Sunan Muria

  • Nama aslinya adalah Raden Umar Said atau Raden Prawoto.
  • Lahir pada abad ke-15 M.
  • Wafat pada awal abad ke-16 M
  • dimakamkan di Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah.
  • Ia menikah dengan Dewi Sujinah yang merupakan putra Sunan Ngudung dan menjadi adik ipar dari Sunan Kudus.
  • Lokasi dakwah pantai utara Jepara.
  • Ia merupakan seorang wali yang gemar berdakwah di desa-desa terpencil.
  • Selain di wilayah-wilayah pelosok, Sunan Muria juga mengajarkan Islam kepada para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata.
  • Sunan Muria hidup pada masa kasultanan Demak yaitu kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
  • Kerajaan ini berkembang menjadi kerajaan besar di bawah kepemimpinan sultan pertama yaitu Raden Patah (1481-1518 M). Bahkan kekuasaan kerajaan Demak meluas hingga ke Kalimantan Selatan, Palembang dan Jambi. Bahkan pada tahun 1512-1513 di bawah pimpinan Adipati Unus puteranya, Demak berhasil membebaskan Malaka dari kekuasaan Portugis.
  • Metode dakwah yang dilakukan pun tidak jauh berbeda dengan yang ditempuh oleh Sunan Kalijaga, yaitu tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang kulit sebagai sarana dakwah.
  • Sunan Muria juga menciptakan tembang Sinom dan Kinanti sebagai media dakwah.

Sunan Gunung Jati

  • Nama asli Syarif Hidayatullah.
  • Lahir pada tahun 1450 M.
  • Menikah dengan Nyi Ratu Pakungwati, putri dari Pangeran Cakra Buana, penguasa Cirebon.
  • Putra dari Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar, dari seorang ibu bernama Nyai Rara Santang.
  • Jamaluddin Akbar kakek buyut dari Syarif Hidayatullah adalah seorang mubaligh besar dari Gujarat, India yang dikenal dengan Syekh Maulana Akbar.
  • Merupakan keturunan Rasulullah Saw. dari jalur Husain bin Ali.
  • Berguru kepada Syekh Tajudin al-Kubri dan Syekh Ataullahi Sadzili di Mesir.
  • Belajar ilmu tasawuf ke Baghdad.
  • Tahun 1475 M., ia kembali ke tanah Jawa dan tinggal di Caruban di dekat wilayah Cirebon.
  • Metode dakwahnya:
    • Metode muidlah hasanah/nasihat-nasihat yang baik
    • Metode al-hikmah/menggunakan cara-cara yang bijaksana
    • Metode tadarruj/berjenjang, tingkatan belajar seorang murid (pesantren)
    • Metode ta’awun yaitu saling tolong menolong dan berbagi ketugasan dalam menyebarkan agama Islam di kalangan para wali
    • Metode musyawarah untuk membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan tugas dan perjuangan dakwah para wali
    • Pembentukan kader dai.

Golongan pola dakwah para wali

Golongan Abangan

Golongan ini disebut juga aliran Tuban atau aluran. Dalam berdakwah para wali yang termasuk dalam golongan ini menggunakan cara-cara yang moderat, lunak dan menggunakan media kesenian dan kebudayaan serta tradisi yang sudah ada di masyarakat dan menyisipkan dan menyesuaikannya dengan nilainilai dan ajaran Islam. Termasuk pada golongan ini adalah Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Gunungjati. Golongan ini lebih suka melakukan dakwahnya kepada rakyat jelata.

Golongan Putihan

Golongan ini juga disebut aliran santri. Mereka berdakwah dengan menggunakan metode yang langsung bersumber dari Al-Qur’an dan sunah, pedoman umat Islam pada umumnya. Golongan ini lebih suka berdakwah kepada golongan ningrat dan bangsawan. Yang termasuk dalam golongan ini adalah Sunan Giri, Sunan Ampel dan Sunan Drajat.

Rangkuman Materi PAIBP Kelas 10 BAB 10 Kurikulum Merdeka